Jumat, Agustus 26, 2011

Berawal dari Sebuah Pertemuan


Berawal dari Sebuah Pertemuan















Saat ini, Jakarta diguyur hujan, termasuk SMA Pemuda Bangsa. Ify yang
tidak membawa payungpun terpaksa harus meneduh di sebuah halte.

"Dev, jemput gue dong di halte deket sekolah gue..gue bayar deh!...Hah?
Traktir makan di Hanamasa??..Gila lo!..Sedeng!Kaga mau gue!...yahyah
jangan ditutup, Dev, ja.." Omongan Ify terputus, adiknya Deva sudah
menutup telepon rumahnya. Ingin sekali Ify membanting handphonenya
saking keselnya sama Deva. Ify terpaksa menunggu sampai hujan berhenti.

"Heuh, punya adek kagak guna! Lama-lama gue jual lo! Gerutu Ify.
Kemudian ia melihat sesosok laki-laki yang kehujanan berlari menuju
halte. Badannya basah kuyup.

'OMG! Kak Rioo!!' Batin Ify. Rio duduk disebelahnya sambil mengelap mukanya yang basah.

Rio adalah ketua ekskul band di sekolahnya, ia selaku sebagai gitaris
di ekskul band tersebut. Band tersebut merupakan band yang sangat eksis
di sekolahnya karena personil-personilnya yang sangat ganteng dan
keren, tak heran mereka memiliki banyak fans yang sebagian besar
perempuan. Personilnya terdiri dari Gabriel sebagai vokalis, Cakka
sebagai gitaris, Alvin sebagai bassis, dan Ray sebagai drummer. Band
mereka bisa dibilang sangat dekat dengan sekelompok anak-anak dari
ekskul paduan suara. Ketuanya, Shilla menyukai Rio, dimana ada Rio
disitu ada Shilla. Ify sendiri menyukai Rio, tapi ia sadar diri bahwa
ia tak cocok buat Rio.

Ify curi-curi pandang kearah Rio. Di mata Ify Rio selalu keren.

'Kak Rio lo tambah keren ajaa..makin demen gue ama lo,' batin Ify.
Karena Rio merasa dari tadi diliatin terus, Rio menoleh kearah Ify. Ify
langsung mengalihkan pandangannya. Sekarang giliran Rio yang ngeliatin
Ify.

'Aduuh, Kak..lo jangan ngeliatin gue napa..gue jadi salting nih..' pikir Ify. Ingin rasanya dia kabur dari situ.

"Lo anak kelas berapa?" Tanya Rio.

"Ke..kelas X,Kak."

"Oh, kelas X, nama lo Alyssa Saufika Umari ya?" Ify menganga.

'Ya, ampun Kak Rio tau nama gue?? Kok bisa?? Apa jangan-jangan..' Ify mulai kegeeran.

"Kok tau nama gue, Kak?" Tanya Ify.

"Tuh, lo kan pake nama dada." Rio menunjukk kearah Ify. Ify melihat kebawah dan kemudian Ify menepok jidatnya.

'Aduh, kok gue bego banget,sih!' Pikir Ify.

"Lo gak bawa payung?" Tanya Rio.

"Nggak, Kak. Gue lupa." Jawab Ify.

"Sama gue juga," kemudian pembicaraan mereka berhenti sampai situ saja. Tak ada topik lagi.

Hujan pun reda, Rio dan Ify bersiap-siap untuk pulang.

"Alyssa, gue duluan yaa!" Rio meninggalkan Ify di halte sendirian.

"Yaah, pulang duluaan.." Ify sedikit kecewa, karena pada akhirnya ia bisa mengobrol dengan Rio meskipun hanya sebentar.


***
"Fy, lo mau kemana?" Tanya Via.

"Gue pengen ambil gambar dulu di taman!"

"Kenapa lo gak ambil gambar gue aja?" Celetuk Via.

"Ogah gue!" Ify langsung pergi meninggalkan Sivia sendirian.

Begitu tiba di taman, Ify langsung mencari objek yang bagus untuk di
foto. Ify adalah anggota klub Fotografi, setiap hari ia selalu membawa
kamera analognya. Kalau tidak dibawa, ia merasa separuh jiwanya hilang
(kayak lagunya Anang =p).

"Eh, ada kumbang!" Ify sudah bersiap-siap untuk menekan tombol shutter-nya, tetapi kumbangnya malah kabur.

"Yah,yah kabuur!" Seru Ify.

"Kenapa objeknya harus kumbang??" Ify menoleh kearah suara.

"Kak Rio?"

"Kenapa lo bisa tau nama gue?" Tanya Rio.

"Gimana gue gak tau? Lo tuh eksis tau disekolah, apalagi di kelas gue,
mereka ngomongin lo sama temen-temen lo terus, teriak-teriakkan gak
jelas kalo lo sama temen-temen lo lewat.."

"Lo sendiri suka teriak-teriakkan gak?" Celetuk Rio. Muka Ify memerah.

"Gu..gue teriak juga, tapi gara-gara mereka berisik!" Ify gak berani bilang kalo dia sering teriak-teriakkan karena Rio lewat.

"Alyssa, lo ikut klub fotografi?"

"Iya gue ikut fotografi. O,iya jangan panggil gue Alyssa, kepanjangan, panggil aja Ify."

"Oke. Lo sendiri doang, Fy?"

"Iya, Via gue tinggalin di kelas, hehee.."

"Parah lo, temen sendiri juga.."

"Udah biasa kok." Ify kembali mencari objek-objek buat difoto.

"Susah gak sih?" Tanya Rio.

"Nggak."

"Gue dari dulu pengen belajar fotografi, boleh gue coba?" Ify baru ingin memberikan kameranya, tiba-tiba..

"RIOOO!!" Teriak Cakka.

"Kenapa, Cak?"

"Lo kemana aja sih? Gara-gara lo gak ada, si Shilla ngamuk di kantin, tuh kantin udah kayak sarang harimau tau!" Keluh Cakka.

"Tau nih, gue gak bisa tenang makannya." Kata Ray.

"Yah, elu mah tadi Shilla ngamuk kayak naga mau ngeluarin api, tetep aja makan, gak ngaruh juga." Kata Alvin.

"Berisik lo pada!" Seru Iel.

"Apa peduli gue?" Kata Rio. Rio langsung mencoba memotret dengan kamera
Ify. Sedangkan Ify?? Ify malah mematung. Tak menyangka bahwa
orang-orang paling eksis di sekolahnya ada dihadapannya.

"Fy, lo kenapa?" Tanya Rio.

"Lo apain, Yo?" Tanya Iel.

"Dih, gue kaga tau. Fy, Ify.." Panggil Rio. Ify kemudian sadar.

"Kenapa lo?" Tanya Rio.

"Ng..nggak papa,Kak." Ify hanya nyengir.

"Hei, lo cantik juga, Ify ya namanya??" Goda Cakka.

"Cak, anak kelas X lo godain, udah ah!" Kata Alvin.

"Sirik lo ya sama gue, Vin?"

"Ngapain gue sirik sama lo? Kurang kerjaan gue!" Seru Alvin.

"Yo, kantin yuk!" Ajak Ray.

"Fy, gue kekantin ya! Makasih atas pinjaman kameranya!" Rio dkk meninggalkan Ify di taman.
Jiwa Ify merasa terbang, karena bisa mengobrol dengan Rio lebih lama dari kemaren.

Shilla, Dea, dan Zevana yang berada di pinggir taman, memandang sinis kearah Ify.

"Shil, tuh anak kelas X berani juga ngambil Rio dari lo!" Kata Dea.

"Bener tuh, Shil. Kerjain aja!" Kata Zevana.

"Tenang aja, kita liat nanti."


***


Di SMA Pemuda Bangsa sedang diadakan Pentas Seni, yang bertema budaya Indonesia, seluruh murid diharapkan memakai baju batik. Ify memakai dress batik coklat yang sangat manis
dan pas di badannya. Sambil memegang kamera, ia mencari objek-objek
yang bagus dan memotret selama acara berlangsung.

"Fy, foto kita dong!" Kata Zahra.

"Oke! Satu..dua..tigaa..JEPRET!" Ify mengambil foto Zahra dan Irva.

"Makasih ya, Fy!"

Ify masih berkeliling mencari objek yang bisa ia potret.

"Jadi juru foto keliling?" Ify menoleh.

"Hehee..iya nih kerja sampingan, Kak!" Kata Ify.

"Apa aja yang lo potret?" Tanya Rio.

"Banyak, Kak." Ify memperlihatkan hasil jepretannya. Rio takjub dengan hasilnya.

"Keren-keren, Fy."

"Thanks, Kak."

"Gue manggung dulu ya!" Rio meninggalkan Ify sendirian.

Saat Rio dkk manggung, Ify memotret mereka dari berbagai sudut. Ify sangat terpesona melihat permainan Rio.

Shilla yang berada di dekat panggung, memandang sinis kearahnya..


***
Ify mencetak foto-foto yang sudah ia ambil tadi siang. Sebagian besar adalah foto Rio. Setelah dicetak, ia menempel salah satu foto Rio di buku Diary-nya.

"Hari ini gue seneng banget bisa mengambil foto Kak Rio. Dulu gue kira
gue gak bisa deket sama dia, tapi ternyata Kak Rio baek banget sama
gue, hehe...sori waktu itu gue gak bisa bilang kalo gue sering
teriak-teriak kalo ngeliat lo, Kak. Abis gue malu sama lo. Gue suka
sama lo, Kak. Tapi gue sadar diri, gue gak cocok buat lo, gue gak
cantik, gak secantik Kak Shilla. Lo lebih cocok sama Kak Shilla, jadi
gue lebih milih mendem perasaan gue ke elo, Kak. I love you Kak Mario."

Setelah Ify selesai menulis diary-nya, ia memasukkan buku kecil itu kedalam tasnya dan kemudian tidur. Ify berharap bahwa Rio akan masuk ke
dalam mimpinya.


***
Shilla, Dea, dan Zevana masuk kekelas Ify saat kelas Ify sedang mengikuti pelajaran olahraga. Mereka mengobrak-abrik tas Ify.

"Sial! Kameranya gak ada!" Keluh Shilla.

"Tapi kayaknya ini lebih seru, Shil!" Kata Zevana sambil memegang
sebuah buku berwarna biru kecil. Shilla membuka buku tersebut dan mulai
membacanya.

"Bener lo, Zev! Ayo!" Mereka segera keluar dari kelas Ify.


***
Ify dan Via pergi kekantin untuk makan siang, tanpa sadar Rio dkk serta Shilla and the gank ada di sana. Ify males bertemu dengan mereka, sehingga Ify dan Via memilih meja yang
agak jauh dengan mereka. Tiba-tiba..

"Eh, semuanya dengar!!" Teriak Shilla. Semua mata menoleh padanya.

"Kita punya sesuatu yang menarik!"

"Apaan, Shil?" Tanya Cakka. Shilla mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya.

"Ini!!" Ify terkejut begitupun Via.

"Hah!? Buku diary gue!" Seru Ify.

"Fy, kenapa ada di Kak Shilla?"

"Gue gak tau, Vi! Gue harus ambil!" Kata Ify.

"Nih yaa, gue bacain.." Shilla membacakan isi diary Ify yang ada kaitannya dengan Rio. Semua orang tertawa disana.

"Kak, balikin diary gue!! Picik banget pikiran lo, Kak!" Teriak Ify sambil mencoba mengambil diary Ify dari Shilla.

"I LOVE YOU, Kak Marioo!! Idiih, ilfeel banget gue!" Kata Shilla sambil
tertawa bersama Dea dan Zevana. Ify menunduk malu, air mata menetes di
pipinya. Begitu melihat Rio, Rio hanya mengalihkan pandangannya. Ify
langsung pergi meninggalkan kantin.

"Ify!!" Panggil Via. Via memandang sinis Shilla, Dea, dan Zevana.

"Brengsek lo semua!" Kata Via.

Shilla, Dea, dan Zevana hanya tertawa. Kemudian Rio memukul meja keras-keras, sampai smeua orang kaget dibuatnya.

BRAAAK!!

"Yo, lo kenapa?" Tanya Iel.

"Bener yang dibilang temennya Ify. Brengsek!" Teriak Rio. Rio langsung meninggalkan mereka semua dan menyusul Ify.
***
"Fy, udah yaa..gak usah nangis.." Via menenangkan Ify.

"Gue malu, Vi! Shilla bacain diary gue di depan Kak Rio!" Kata Ify
sambil sesenggukan. Tanpa mereka sadari, Rio sudah berada di depan
kelas.

" Via, gue mau ngomong berdua sama Ify." Kata Rio.

"Yaudah, gue keluar." Sivia keluar dari kelas. Di kelas hanya ada Rio
dan Ify. Ify tak berani menatap Rio, ia menutup mukanya dengan tangan.

"Fy, maafin gue ya, gue gak nolongin lo yang dipermalukan sama Shilla.." kata Rio. Ify tak menjawab.

"Fy, jawab.." Ify tetap tak mau menjawab dan malah pergi meninggalkan Rio.

"Ify!!" Rio mengejar Ify, tapi tak terkejar.

"Kak Rio, Ify kenapa?" Tanya Via.

"Dia gak mau jawab pertanyaan gue," jawab Rio lirih.


***
Selama seminggu, Ify tak pernah ketemu Rio lagi. Dia menghindar dari Rio dan dari teman-temannya. Hari ini kembali diguyur hujan, kali ini Ify membawa payung, tapi tetap saja
hujannya sangat deras dan terpaksa ia berteduh lagi di halte. Ia terus
menunggu di sana sampai hujan reda. Tapi tiba-tiba ia melihat seorang
laki-laki berdiri di tengah guyuran hujan, Ify tahu siapa dia. Rio.

"Kak Rio?" Rio tetap berdiri di tengah-tengah hujan tanpa memakai
payung. Ify segera membuka payungnya dan menghampiri Rio yang kehujanan.

"Kak Rio? Ngapain di tengah jalan ujan-ujanan kayak gini, udah gak
punya otak ya?" Tanya Ify. Ify memayungi Rio dan mengajak Rio berjalan
menuju halte, tapi Rio tak mau ia malah melempar payung Ify. Dan Ify
kehujanan juga.

"Kak Rio, lo gila ya!? Payung gue mahal tuh! Jangan asal buang!" Teriak Ify.

"Fy, maafin gue karena gue gak bisa nolongin lo waktu itu, gue malah
diem aja dan malingin muka, padahal gue tau lo sakit hati gara-gara
Shilla." Ujar Rio.

"Gue terima kok, gue digituin sama Kak Shilla, gue emang gak cocok buat
lo, gue gak cantik! Gak menarik! Lo lebih cocok sama Kak Shilla! Tenang
aja, Kak. Gue gak bakal suka sama lo lagi!" Kata Ify. Ify meninggalkan
Rio, tapi tangannya di tarik Rio.

"Fy, ini semua gara-gara lo!" Teriak Rio. Ify memandang heran.

"Maksud lo apa? Gara-gara gue pamor lo turun?" Tanya Ify sambil memandang sinis.

"Iya, ini semua gara-gara lo, lo udah bikin gue jatuh cinta sama lo!!
Gue dibuat gila sama lo!" Teriak Rio ditengah hujan. Ify melongo.

"Maksud lo, Kak?"

"Selama seminggu, pikiran gue gak tenang, Fy. Pikiran gue dipenuhi
bayang-bayang lo, dan lo udah ngebuat gue jatuh cinta sama lo!" Ujar
Rio. Muka Ify memerah. Rio mengajak Ify untuk duduk di halte.

"Maafin gue ya, Kak. Gue udah marah sama lo," kata Ify.

"Iya gue maafin, tapi lo jangan bikin gue sembuh dari kegilaan gue."

"Emang kenapa?"

"Ntar gue gak jatuh cinta lagi sama lo!"

"Hahahaa..belom-belom udah gombal! Eh, cariin payung gue! Mahall!"

"Fy, pertama kali ketemu kita juga disini kan?" Tanya Rio. Ify mengangguk.

"Coba kalo lo dulu bawa payung, terus dijemput, kita gak bakal deket dan jadian, Fy."

"Emang udah jadiaan?" Celetuk Ify.

"Yee..gue serius! Semua berawal dari sebuah pertemuan, Fy. Seandainya
kita gak ketemu, kita gak bakal kayak gini!" Ify tersenyum.

"Iya, Kak. Gue sangat bersyukur bisa ketemu sama lo, Kak."

"Gue juga..HATCHII!!" Rio bersin.

"Ah lo mah, ngerusak suasana romantis, Kak!" Rio hanya tertawa.


***

"Fy, jangan lupa foto gue pas di panggung ya!" Kata Rio.

"Nggak ah, ntar baterainya abis!" Celetuk Ify.

"Jahat banget sih sama cowok lo sendiri, jangan-jangan lo mau moto cowok ganteng ya?" Tanya Rio.

"Mungkin."

"Gue kan udah ganteng, Fy. Lo mau yang seganteng apa sih? Cakka?"

"Idiih, masih gantengan lo lah, Kak. Kak Cakka mah lewaat.." Kata Ify.

"Terus mau moto siapa? Alvin?" Ify menunjuk kearah seorang cowok yang sedang mengobrol dengan seorang cewek.

"Alvin sama Via? Keren juga!"

"Cocok kan? Sama-sama muka oriental gitu, kayak Kimbum sama Kim So Eun di BBF, hahahaa.."

"Kalo gue ama lo?" Tanya Rio.

"Kayak putri cantik sama pangeran kodok!"

"Jahat lo, Fy. Tapi kan kalo dicium jadi ganteng!"

"Tetep aja, judulnya kodok!"

"Lo kalo kayak gitu lagi gue apain lo!"

"Emang mau diapain?"

"Gue cium lo!" Celetuk Rio.

"Idiih, najis deh!" Kemudian Iel, Cakka, Ray, Alvin, dan Via datang.

"Aduuh, mesra nian.." Kata Cakka.

"Ngiri lu ya, Cak?" Tanya Iel.

"Heuh, ngapain gue iri sama Rio?" Semua tertawa melihat muka cemberut Cakka.

"Ayo, kita tampil sebaik mungkin!" Ajak Rio. Mereka berjalan menuju
panggung, tapi tiba-tiba Rio berbalik dan kemudian..Rio mengecup pipi
Ify.

"Iiih genit lo, Kak!" Seru Ify. Rio nyengir melihat Ify memerah. Via hanya tertawa.

"Tapi suka kaan? Siapa yang nulis di diary, I LOVE U Kak Marioo?"

"Jangan inget itu lagi!" Gerutu Ify.

"I Love You, Alyssa!"

"I Love You, Mario!!" Teriak Ify. Rio hanya tersenyum di atas panggung,
ia bermain gitar sambil memandang Ify. Ify tak bisa mengalihkan
pandangan dari Rio.

"Gue sangat bersyukur bisa bertemu dan mengenal lo, Kak. Seandainya
kita gak pernah ketemu..Gue gak tahu gimana jadinya.." Gumam Ify.

END

comenT please..


0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa mampir coment ! :)

Berawal dari Sebuah Pertemuan

| |


Berawal dari Sebuah Pertemuan















Saat ini, Jakarta diguyur hujan, termasuk SMA Pemuda Bangsa. Ify yang
tidak membawa payungpun terpaksa harus meneduh di sebuah halte.

"Dev, jemput gue dong di halte deket sekolah gue..gue bayar deh!...Hah?
Traktir makan di Hanamasa??..Gila lo!..Sedeng!Kaga mau gue!...yahyah
jangan ditutup, Dev, ja.." Omongan Ify terputus, adiknya Deva sudah
menutup telepon rumahnya. Ingin sekali Ify membanting handphonenya
saking keselnya sama Deva. Ify terpaksa menunggu sampai hujan berhenti.

"Heuh, punya adek kagak guna! Lama-lama gue jual lo! Gerutu Ify.
Kemudian ia melihat sesosok laki-laki yang kehujanan berlari menuju
halte. Badannya basah kuyup.

'OMG! Kak Rioo!!' Batin Ify. Rio duduk disebelahnya sambil mengelap mukanya yang basah.

Rio adalah ketua ekskul band di sekolahnya, ia selaku sebagai gitaris
di ekskul band tersebut. Band tersebut merupakan band yang sangat eksis
di sekolahnya karena personil-personilnya yang sangat ganteng dan
keren, tak heran mereka memiliki banyak fans yang sebagian besar
perempuan. Personilnya terdiri dari Gabriel sebagai vokalis, Cakka
sebagai gitaris, Alvin sebagai bassis, dan Ray sebagai drummer. Band
mereka bisa dibilang sangat dekat dengan sekelompok anak-anak dari
ekskul paduan suara. Ketuanya, Shilla menyukai Rio, dimana ada Rio
disitu ada Shilla. Ify sendiri menyukai Rio, tapi ia sadar diri bahwa
ia tak cocok buat Rio.

Ify curi-curi pandang kearah Rio. Di mata Ify Rio selalu keren.

'Kak Rio lo tambah keren ajaa..makin demen gue ama lo,' batin Ify.
Karena Rio merasa dari tadi diliatin terus, Rio menoleh kearah Ify. Ify
langsung mengalihkan pandangannya. Sekarang giliran Rio yang ngeliatin
Ify.

'Aduuh, Kak..lo jangan ngeliatin gue napa..gue jadi salting nih..' pikir Ify. Ingin rasanya dia kabur dari situ.

"Lo anak kelas berapa?" Tanya Rio.

"Ke..kelas X,Kak."

"Oh, kelas X, nama lo Alyssa Saufika Umari ya?" Ify menganga.

'Ya, ampun Kak Rio tau nama gue?? Kok bisa?? Apa jangan-jangan..' Ify mulai kegeeran.

"Kok tau nama gue, Kak?" Tanya Ify.

"Tuh, lo kan pake nama dada." Rio menunjukk kearah Ify. Ify melihat kebawah dan kemudian Ify menepok jidatnya.

'Aduh, kok gue bego banget,sih!' Pikir Ify.

"Lo gak bawa payung?" Tanya Rio.

"Nggak, Kak. Gue lupa." Jawab Ify.

"Sama gue juga," kemudian pembicaraan mereka berhenti sampai situ saja. Tak ada topik lagi.

Hujan pun reda, Rio dan Ify bersiap-siap untuk pulang.

"Alyssa, gue duluan yaa!" Rio meninggalkan Ify di halte sendirian.

"Yaah, pulang duluaan.." Ify sedikit kecewa, karena pada akhirnya ia bisa mengobrol dengan Rio meskipun hanya sebentar.


***
"Fy, lo mau kemana?" Tanya Via.

"Gue pengen ambil gambar dulu di taman!"

"Kenapa lo gak ambil gambar gue aja?" Celetuk Via.

"Ogah gue!" Ify langsung pergi meninggalkan Sivia sendirian.

Begitu tiba di taman, Ify langsung mencari objek yang bagus untuk di
foto. Ify adalah anggota klub Fotografi, setiap hari ia selalu membawa
kamera analognya. Kalau tidak dibawa, ia merasa separuh jiwanya hilang
(kayak lagunya Anang =p).

"Eh, ada kumbang!" Ify sudah bersiap-siap untuk menekan tombol shutter-nya, tetapi kumbangnya malah kabur.

"Yah,yah kabuur!" Seru Ify.

"Kenapa objeknya harus kumbang??" Ify menoleh kearah suara.

"Kak Rio?"

"Kenapa lo bisa tau nama gue?" Tanya Rio.

"Gimana gue gak tau? Lo tuh eksis tau disekolah, apalagi di kelas gue,
mereka ngomongin lo sama temen-temen lo terus, teriak-teriakkan gak
jelas kalo lo sama temen-temen lo lewat.."

"Lo sendiri suka teriak-teriakkan gak?" Celetuk Rio. Muka Ify memerah.

"Gu..gue teriak juga, tapi gara-gara mereka berisik!" Ify gak berani bilang kalo dia sering teriak-teriakkan karena Rio lewat.

"Alyssa, lo ikut klub fotografi?"

"Iya gue ikut fotografi. O,iya jangan panggil gue Alyssa, kepanjangan, panggil aja Ify."

"Oke. Lo sendiri doang, Fy?"

"Iya, Via gue tinggalin di kelas, hehee.."

"Parah lo, temen sendiri juga.."

"Udah biasa kok." Ify kembali mencari objek-objek buat difoto.

"Susah gak sih?" Tanya Rio.

"Nggak."

"Gue dari dulu pengen belajar fotografi, boleh gue coba?" Ify baru ingin memberikan kameranya, tiba-tiba..

"RIOOO!!" Teriak Cakka.

"Kenapa, Cak?"

"Lo kemana aja sih? Gara-gara lo gak ada, si Shilla ngamuk di kantin, tuh kantin udah kayak sarang harimau tau!" Keluh Cakka.

"Tau nih, gue gak bisa tenang makannya." Kata Ray.

"Yah, elu mah tadi Shilla ngamuk kayak naga mau ngeluarin api, tetep aja makan, gak ngaruh juga." Kata Alvin.

"Berisik lo pada!" Seru Iel.

"Apa peduli gue?" Kata Rio. Rio langsung mencoba memotret dengan kamera
Ify. Sedangkan Ify?? Ify malah mematung. Tak menyangka bahwa
orang-orang paling eksis di sekolahnya ada dihadapannya.

"Fy, lo kenapa?" Tanya Rio.

"Lo apain, Yo?" Tanya Iel.

"Dih, gue kaga tau. Fy, Ify.." Panggil Rio. Ify kemudian sadar.

"Kenapa lo?" Tanya Rio.

"Ng..nggak papa,Kak." Ify hanya nyengir.

"Hei, lo cantik juga, Ify ya namanya??" Goda Cakka.

"Cak, anak kelas X lo godain, udah ah!" Kata Alvin.

"Sirik lo ya sama gue, Vin?"

"Ngapain gue sirik sama lo? Kurang kerjaan gue!" Seru Alvin.

"Yo, kantin yuk!" Ajak Ray.

"Fy, gue kekantin ya! Makasih atas pinjaman kameranya!" Rio dkk meninggalkan Ify di taman.
Jiwa Ify merasa terbang, karena bisa mengobrol dengan Rio lebih lama dari kemaren.

Shilla, Dea, dan Zevana yang berada di pinggir taman, memandang sinis kearah Ify.

"Shil, tuh anak kelas X berani juga ngambil Rio dari lo!" Kata Dea.

"Bener tuh, Shil. Kerjain aja!" Kata Zevana.

"Tenang aja, kita liat nanti."


***


Di SMA Pemuda Bangsa sedang diadakan Pentas Seni, yang bertema budaya Indonesia, seluruh murid diharapkan memakai baju batik. Ify memakai dress batik coklat yang sangat manis
dan pas di badannya. Sambil memegang kamera, ia mencari objek-objek
yang bagus dan memotret selama acara berlangsung.

"Fy, foto kita dong!" Kata Zahra.

"Oke! Satu..dua..tigaa..JEPRET!" Ify mengambil foto Zahra dan Irva.

"Makasih ya, Fy!"

Ify masih berkeliling mencari objek yang bisa ia potret.

"Jadi juru foto keliling?" Ify menoleh.

"Hehee..iya nih kerja sampingan, Kak!" Kata Ify.

"Apa aja yang lo potret?" Tanya Rio.

"Banyak, Kak." Ify memperlihatkan hasil jepretannya. Rio takjub dengan hasilnya.

"Keren-keren, Fy."

"Thanks, Kak."

"Gue manggung dulu ya!" Rio meninggalkan Ify sendirian.

Saat Rio dkk manggung, Ify memotret mereka dari berbagai sudut. Ify sangat terpesona melihat permainan Rio.

Shilla yang berada di dekat panggung, memandang sinis kearahnya..


***
Ify mencetak foto-foto yang sudah ia ambil tadi siang. Sebagian besar adalah foto Rio. Setelah dicetak, ia menempel salah satu foto Rio di buku Diary-nya.

"Hari ini gue seneng banget bisa mengambil foto Kak Rio. Dulu gue kira
gue gak bisa deket sama dia, tapi ternyata Kak Rio baek banget sama
gue, hehe...sori waktu itu gue gak bisa bilang kalo gue sering
teriak-teriak kalo ngeliat lo, Kak. Abis gue malu sama lo. Gue suka
sama lo, Kak. Tapi gue sadar diri, gue gak cocok buat lo, gue gak
cantik, gak secantik Kak Shilla. Lo lebih cocok sama Kak Shilla, jadi
gue lebih milih mendem perasaan gue ke elo, Kak. I love you Kak Mario."

Setelah Ify selesai menulis diary-nya, ia memasukkan buku kecil itu kedalam tasnya dan kemudian tidur. Ify berharap bahwa Rio akan masuk ke
dalam mimpinya.


***
Shilla, Dea, dan Zevana masuk kekelas Ify saat kelas Ify sedang mengikuti pelajaran olahraga. Mereka mengobrak-abrik tas Ify.

"Sial! Kameranya gak ada!" Keluh Shilla.

"Tapi kayaknya ini lebih seru, Shil!" Kata Zevana sambil memegang
sebuah buku berwarna biru kecil. Shilla membuka buku tersebut dan mulai
membacanya.

"Bener lo, Zev! Ayo!" Mereka segera keluar dari kelas Ify.


***
Ify dan Via pergi kekantin untuk makan siang, tanpa sadar Rio dkk serta Shilla and the gank ada di sana. Ify males bertemu dengan mereka, sehingga Ify dan Via memilih meja yang
agak jauh dengan mereka. Tiba-tiba..

"Eh, semuanya dengar!!" Teriak Shilla. Semua mata menoleh padanya.

"Kita punya sesuatu yang menarik!"

"Apaan, Shil?" Tanya Cakka. Shilla mengeluarkan sebuah buku kecil dari kantongnya.

"Ini!!" Ify terkejut begitupun Via.

"Hah!? Buku diary gue!" Seru Ify.

"Fy, kenapa ada di Kak Shilla?"

"Gue gak tau, Vi! Gue harus ambil!" Kata Ify.

"Nih yaa, gue bacain.." Shilla membacakan isi diary Ify yang ada kaitannya dengan Rio. Semua orang tertawa disana.

"Kak, balikin diary gue!! Picik banget pikiran lo, Kak!" Teriak Ify sambil mencoba mengambil diary Ify dari Shilla.

"I LOVE YOU, Kak Marioo!! Idiih, ilfeel banget gue!" Kata Shilla sambil
tertawa bersama Dea dan Zevana. Ify menunduk malu, air mata menetes di
pipinya. Begitu melihat Rio, Rio hanya mengalihkan pandangannya. Ify
langsung pergi meninggalkan kantin.

"Ify!!" Panggil Via. Via memandang sinis Shilla, Dea, dan Zevana.

"Brengsek lo semua!" Kata Via.

Shilla, Dea, dan Zevana hanya tertawa. Kemudian Rio memukul meja keras-keras, sampai smeua orang kaget dibuatnya.

BRAAAK!!

"Yo, lo kenapa?" Tanya Iel.

"Bener yang dibilang temennya Ify. Brengsek!" Teriak Rio. Rio langsung meninggalkan mereka semua dan menyusul Ify.
***
"Fy, udah yaa..gak usah nangis.." Via menenangkan Ify.

"Gue malu, Vi! Shilla bacain diary gue di depan Kak Rio!" Kata Ify
sambil sesenggukan. Tanpa mereka sadari, Rio sudah berada di depan
kelas.

" Via, gue mau ngomong berdua sama Ify." Kata Rio.

"Yaudah, gue keluar." Sivia keluar dari kelas. Di kelas hanya ada Rio
dan Ify. Ify tak berani menatap Rio, ia menutup mukanya dengan tangan.

"Fy, maafin gue ya, gue gak nolongin lo yang dipermalukan sama Shilla.." kata Rio. Ify tak menjawab.

"Fy, jawab.." Ify tetap tak mau menjawab dan malah pergi meninggalkan Rio.

"Ify!!" Rio mengejar Ify, tapi tak terkejar.

"Kak Rio, Ify kenapa?" Tanya Via.

"Dia gak mau jawab pertanyaan gue," jawab Rio lirih.


***
Selama seminggu, Ify tak pernah ketemu Rio lagi. Dia menghindar dari Rio dan dari teman-temannya. Hari ini kembali diguyur hujan, kali ini Ify membawa payung, tapi tetap saja
hujannya sangat deras dan terpaksa ia berteduh lagi di halte. Ia terus
menunggu di sana sampai hujan reda. Tapi tiba-tiba ia melihat seorang
laki-laki berdiri di tengah guyuran hujan, Ify tahu siapa dia. Rio.

"Kak Rio?" Rio tetap berdiri di tengah-tengah hujan tanpa memakai
payung. Ify segera membuka payungnya dan menghampiri Rio yang kehujanan.

"Kak Rio? Ngapain di tengah jalan ujan-ujanan kayak gini, udah gak
punya otak ya?" Tanya Ify. Ify memayungi Rio dan mengajak Rio berjalan
menuju halte, tapi Rio tak mau ia malah melempar payung Ify. Dan Ify
kehujanan juga.

"Kak Rio, lo gila ya!? Payung gue mahal tuh! Jangan asal buang!" Teriak Ify.

"Fy, maafin gue karena gue gak bisa nolongin lo waktu itu, gue malah
diem aja dan malingin muka, padahal gue tau lo sakit hati gara-gara
Shilla." Ujar Rio.

"Gue terima kok, gue digituin sama Kak Shilla, gue emang gak cocok buat
lo, gue gak cantik! Gak menarik! Lo lebih cocok sama Kak Shilla! Tenang
aja, Kak. Gue gak bakal suka sama lo lagi!" Kata Ify. Ify meninggalkan
Rio, tapi tangannya di tarik Rio.

"Fy, ini semua gara-gara lo!" Teriak Rio. Ify memandang heran.

"Maksud lo apa? Gara-gara gue pamor lo turun?" Tanya Ify sambil memandang sinis.

"Iya, ini semua gara-gara lo, lo udah bikin gue jatuh cinta sama lo!!
Gue dibuat gila sama lo!" Teriak Rio ditengah hujan. Ify melongo.

"Maksud lo, Kak?"

"Selama seminggu, pikiran gue gak tenang, Fy. Pikiran gue dipenuhi
bayang-bayang lo, dan lo udah ngebuat gue jatuh cinta sama lo!" Ujar
Rio. Muka Ify memerah. Rio mengajak Ify untuk duduk di halte.

"Maafin gue ya, Kak. Gue udah marah sama lo," kata Ify.

"Iya gue maafin, tapi lo jangan bikin gue sembuh dari kegilaan gue."

"Emang kenapa?"

"Ntar gue gak jatuh cinta lagi sama lo!"

"Hahahaa..belom-belom udah gombal! Eh, cariin payung gue! Mahall!"

"Fy, pertama kali ketemu kita juga disini kan?" Tanya Rio. Ify mengangguk.

"Coba kalo lo dulu bawa payung, terus dijemput, kita gak bakal deket dan jadian, Fy."

"Emang udah jadiaan?" Celetuk Ify.

"Yee..gue serius! Semua berawal dari sebuah pertemuan, Fy. Seandainya
kita gak ketemu, kita gak bakal kayak gini!" Ify tersenyum.

"Iya, Kak. Gue sangat bersyukur bisa ketemu sama lo, Kak."

"Gue juga..HATCHII!!" Rio bersin.

"Ah lo mah, ngerusak suasana romantis, Kak!" Rio hanya tertawa.


***

"Fy, jangan lupa foto gue pas di panggung ya!" Kata Rio.

"Nggak ah, ntar baterainya abis!" Celetuk Ify.

"Jahat banget sih sama cowok lo sendiri, jangan-jangan lo mau moto cowok ganteng ya?" Tanya Rio.

"Mungkin."

"Gue kan udah ganteng, Fy. Lo mau yang seganteng apa sih? Cakka?"

"Idiih, masih gantengan lo lah, Kak. Kak Cakka mah lewaat.." Kata Ify.

"Terus mau moto siapa? Alvin?" Ify menunjuk kearah seorang cowok yang sedang mengobrol dengan seorang cewek.

"Alvin sama Via? Keren juga!"

"Cocok kan? Sama-sama muka oriental gitu, kayak Kimbum sama Kim So Eun di BBF, hahahaa.."

"Kalo gue ama lo?" Tanya Rio.

"Kayak putri cantik sama pangeran kodok!"

"Jahat lo, Fy. Tapi kan kalo dicium jadi ganteng!"

"Tetep aja, judulnya kodok!"

"Lo kalo kayak gitu lagi gue apain lo!"

"Emang mau diapain?"

"Gue cium lo!" Celetuk Rio.

"Idiih, najis deh!" Kemudian Iel, Cakka, Ray, Alvin, dan Via datang.

"Aduuh, mesra nian.." Kata Cakka.

"Ngiri lu ya, Cak?" Tanya Iel.

"Heuh, ngapain gue iri sama Rio?" Semua tertawa melihat muka cemberut Cakka.

"Ayo, kita tampil sebaik mungkin!" Ajak Rio. Mereka berjalan menuju
panggung, tapi tiba-tiba Rio berbalik dan kemudian..Rio mengecup pipi
Ify.

"Iiih genit lo, Kak!" Seru Ify. Rio nyengir melihat Ify memerah. Via hanya tertawa.

"Tapi suka kaan? Siapa yang nulis di diary, I LOVE U Kak Marioo?"

"Jangan inget itu lagi!" Gerutu Ify.

"I Love You, Alyssa!"

"I Love You, Mario!!" Teriak Ify. Rio hanya tersenyum di atas panggung,
ia bermain gitar sambil memandang Ify. Ify tak bisa mengalihkan
pandangan dari Rio.

"Gue sangat bersyukur bisa bertemu dan mengenal lo, Kak. Seandainya
kita gak pernah ketemu..Gue gak tahu gimana jadinya.." Gumam Ify.

END

comenT please..


0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa mampir coment ! :)

.

 

Fika Stefani Auliya. Design By: SkinCorner