Rabu, Oktober 12, 2011

Ada Apa dengan Kebun Part 6


Ada Apa dengan Kebun Part 6 


Part 6 : Penyurat Rahasia Dari Kebun


Rio sukses diterima jadi tukang kebun di rumah Ify, tapi di perjalanan pulang, ada motor yang mengikutinya, siapakah itu?
****

BRUUUMMM!! TIN TIIIN!!!

“ADUH KAGET GUA!!” seru Rio lantang sambil memegangi dadanya yang berdetak kencang sekarang. Dia menoleh pelan ke arah pengendara motor yang tadi sudah membuatnya kaget itu.

“KAK IEL!!!” jerit Rio, masih lantang. Ia hafal jenis motor kakaknya dan plat nomornya. Gabriel melepas helm full facenya dan tidak bisa menahan tawanya.

“HAHAHAHAHAHAHAHAAA!! Eh, Yo! Salah sendiri! Sapa juga yang nyuruh elo jalan di tengah jalan? Untung tadi gua yang lewat! Kalo ada mobil, udah ditabrak lo! Eh iya, sejak kapan elo belajar menjerit kayak banci gitu? Hahahahahahaaaa!!” Gabriel masih sempat-sempatnya bercanda sebelum mengisyaratkan Rio agar naik ke motornya.

Rio hanya diam. Sewot. Lagi asyik-asyiknya mikirin Ify malah diganggu! Dengusnya sebal. Tapi tentu saja Gabriel tidak peduli, karena dia harus konsentrasi ke jalan.

***

“Rio? Kamu kenapa telat pulangnya?” tanya Mama Rio heran, biasanya kalau Rio pulang telat, pasti Rio memberitahu mamanya dulu.

“Tadi Rio ke rumah temen. Itu lho, Ma, rumah temen yang butuh tukang kebun. Tadi Rio udah diterima, jadi besok mulai kerja. Tapi kerjanya sehari 3 jam, Ma, dari pulang sekolah. Nggak apa-apa kan, Ma?” tanya Rio balik, Gabriel hanya mengerutkan kening mendengar jawaban adik semata wayangnya itu.

Mama Rio menggeleng cepat, “Nggak apa-apa. Itu tandanya kamu sudah makin mandiri! Nah, sekarang kamu makan, terus mandi ya!” Rio mengangguk, lalu berjalan ke ruang makan diikuti kakaknya yang masih digelayuti rasa heran. Adiknya? Jadi
tukang kebun?

“Yo, elo jadi tukang kebun?” tanya Gabriel heran saat Rio menyendokkan nasi ke piringnya. Rio hanya mengangguk.

“Kok tumben sih? Ah, gua tau. Ini pasti ada apa-apanya. Dan biasanyaa… cowok langsung mau berubah kayak gini gara-gara cewek. Gua tebak ya? Elo naksir cewek, ceweknya suka bunga atau tanaman, terus mungkin elo mau kerja di rumahnya?” Wow. Seratus buat Gabriel. Dengan cepat dan tangkas ia langsung menebak maksud Rio.
Dengan benar. Rio menghela nafas pelan, Kenapa kakaknya ini selalu tahu maksudnya sih?

“Ntar aja, kak. Ada mama tuh” bisik Rio pelan, sambil menunjuk mamanya yang sedang nonton TV.

Senyum Gabriel makin merekah. Ia yakin tebakannya tadi benar, karena tiba-tiba Rio jadi malu-malu kucing.

‘Heran. Kak Iel kok kalo nebak bisa bener gitu sih? Dulu pas gua minta diajarin ngegombal, langsung tau, sekarang gua naksir cewek, langsung tau juga! Dah, emang nasib punya kakak spesialis cinta gini’ pikir Rio sambil makan. Saking asyiknya mikir, makanan yang dia masukin ke mulut engga dikunyah dulu tapi langsung ditelen. Ajaibnya, Rio gak keselek sama sekali.

“Yo, gua tunggu di kamar ya! Ceritain yang sebenernya aja, sapa tau gua bisa bantu-bantu. Eheheheee” pesan Gabriel sambil senyum-senyum menggoda. Rio mengangguk pasrah.

***

“Oooh… Jadi gitu…” gumam Gabriel saat Rio selesai menjelaskan maksud utama dirinya yang mendadak mau kerja sambilan. Ya, karena mau pedekate ke Ify!

“Gini, gua kan tadi udah janji mau ngebantuin elo. Cara yang paling gampang buat elo yang baru pertama kalinya suka sama cewek. Adalaaah… elo bikin surat!” usul Gabriel cepat. Rio mikir, hmm… di dalam rumahnya Ify kan tanamannya di pot ada banyak juga, siapa tahu nanti dia bisa menyelinap sebentar ke kamar Ify buat nyelipin suratnya?

“Iya, bisa juga kak. Tadi sih di dalem rumahnya ada taneman di pot-pot gitu, siapa tau ntar mamanya nyuruh buat diberesin juga, jadinya kan gua bisa nyelipin surat di kamarnya Ify!” sahut Rio bersemangat. Wah, kakaknya ini oke juga buat tempat curhat masalah cinta!

Gabriel tersenyum puas, “Nah! Sapa tau juga di dalem kamarnya… siapa tadi? Ify? Di dalem kamarnya Ify ada tanemannya! Terus elo disuruh ngeberesin tanemannya, kan elo bisa langsung nyelipin suratnya!” Rio mengangguk-anggukkan kepalanya.

Lalu ia segera pergi ke kamarnya untuk menulis surat. Ia berusaha mati-matian agar tulisan tangannya jadi lebih rapi, biar nggak gampang dikenali sama Ify.

***

Rio berjalan santai ke arah kelasnya, dia sempat melihat Alvin yang sudah ada di dalam kelas, saat Rio membuka mulutnya untuk menyapa Alvin, Rio buru-buru sembunyi di balik tembok. Karena dia melihat Alvin dan Sivia. Alvin dan Sivia. Berdua. Di kelas.

‘Yah. Si Alvin diem-diem menghanyutkan! Dia gak pernah cerita kalo dia naksir Sivia!’ pikir Rio sambil ngintip-ngintip Alvin dan Sivia yang lagi berduaan di dalam kelas.

“Ooh… Kalo yang ini itu, angka yang ini dikalikan sama yang ini, nanti hasilnya dibagi sama yang ini” suara Alvin yang sedang menjelaskan rumus-rumus terdengar sayup-sayup.

“Oooh… caranya ternyata gitu, ya… Ya udah deh, makasih ya Vin!” suara Sivia yang lembut juga terdengar sayup-sayup.

Rio yang masih sembunyi di balik tembok sudah tidak mendengar suara apa-apa lagi. Dan dia memutuskan untuk masuk ke kelas. Tepat pada saat Rio melangkah masuk ke dalam kelas, dia melihat…

Rio melihat Alvin yang menyodorkan sebatang cokelat yang dihiasi pita kepada Sivia. Sivia menerimanya dengan muka yang merona merah dihiasi dengan senyuman manisnya.

“Makasih ya, Vin!” ucap Sivia sambil memegang erat cokelat pemberian Alvin. Alvin tersenyum sambil mengangguk. Sivia menyadari ada Rio yang berdiri mematung di sebelah papan tulis, lalu Sivia buru-buru keluar dari kelas. Tetapi Rio masih sempat melihat rona merah di pipi Sivia saat Sivia berjalan melewatinya.

Rio meletakkan tasnya tanpa ekspresi. Alvin kelihatan salah tingkah. Rio tidak bisa menyembunyikan senyumnya lagi saat ia melihat Alvin yang tiba-tiba salting.

“CIE CIEEE!! Ngakunya belom pernah suka sama ceweeeek… Kok tadi beduaan…” goda Rio sambil menusuk-nusuk pinggang Alvin dengan pensilnya.

“Apaan sih Yo! Aku cuma ngasih Sivia cokelat!” kilah Alvin, berusaha membuat wajahnya terlihat biasa. Tapi gagal.

“Cuma ngasih yaa? Yakin cuma ngasih?? Hahahahaaa” goda Rio lagi, Alvin meninju lengan Rio pelan.

“Halah! Elo mah kerjanya ngegodain gua melulu! Ntar sore elo mulai kerja kan?” tanya Alvin, berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Yap! Gua udah diajarin sama Kak Iel, katanya, kalo suka sama cewek, kita bisa ngasih surat ke cewek itu! Gua udah nyiapin surat nih, ntar gua selipin di kamar Ify!” jawab Rio semangat.

“Mana suratnya? Gua baca dong!” pinta Alvin sambil mengulurkan tangannya.

“Nggak. Ga boleh diliat sama siapapun!” tolak Rio tegas, tapi sambil cengengesan. Alvin menoyor kepala sahabatnya itu, lalu
mengeluarkan catatan kimianya untuk dibaca-baca.

***

“Yo, elo langsung ke rumah gua aja ya? Gua pulang duluan, ya Vin, Yo. Daah” pamit Ify sambil tersenyum pada Rio. Rio berusaha untuk membalas senyum Ify walaupun sesak nafas.

“Udah! Ngapain cengengesan gitu? Elo bareng gua aja ke rumah Ify! Ntar gua pulang ke rumah, elo langsung ke rumah Ify” suruh Alvin sambil menarik tangan Rio yang masih terpana karena senyuman Ify.

Alvin dan Rio segera masuk ke mobil, sopir Alvin juga sudah menunggu dari tadi. Di mobil, Rio berkali-kali berusaha menepis perasaannya yang nggak PD.

***

“Udah, Vin. Gua turun disini aja deh. Makasih ya Vin!” ucap Rio seraya turun dari mobil Alvin. Alvin mengangguk sambil
tersenyum, lalu mobilnya melaju ke pekarangan rumahnya sendiri.

Rio berbalik ke gerbang rumah Ify dan membukanya. Sebetulnya Rio mau langsung kerja saja, tapi karena masih belum tahu letak perlengkapan taman kepunyaan Ify, ya sudah, Rio memutuskan untuk menekan bel rumah Ify saja.

“Sebentar…” suara Ify terdengar sayup-sayup saat Rio menekan bel rumah Ify. Deritan halus pintu terdengar, dan tampaklah Ify di balik pintu.

“Oh, elo, Yo! Mama lagi engga ada di rumah! Tapi tadi mama pesen, hari ini elo bisa ngeberesin taneman yang ada di dalem
rumah dulu aja” ujar Ify sambil memberi kode agar Rio masuk ke dalam.

“Nah, ini alat-alat yang bisa elo pake. Elo langsung mulai aja, ya? Gua masih mau makan. Oh iya, ntar tolong sekalian beresin
taneman yang ada di balkon kamar gua, ya! Tuh, kamar gua ada diatas, ada papan namanya kok” pesan Ify sebelum ia pergi ke meja makan. Ify percaya Rio tidak akan mengutak-atik barangnya.

Rio membereskan tanaman-tanaman yang ada di dalam rumah Ify dengan cepat, tanaman-tanaman yang tadinya layu pun terlihat lebih segar. Apalagi beberapa koleksi anggrek yang terletak di ruang keluarga, kini terlihat sangat indah dan cantik. Dan sekarang, saat yang paling ditunggu-tunggu Rio. Masuk ke kamar Ify dan menyelipkan suratnya!!

Perlahan-lahan Rio menaiki tangga, dan menemukan sebuah pintu kamar dengan hiasan nama“IFY”. Rio membuka pintu itu pelan.

WOW. Kamar Ify benar-benar… hijau! Rasanya nyaman berada di kamar Ify, serasa seperti di taman. Dengan wallpaper hutan yang teduh, dan furnitur di kamar Ify yang berbentuk seperti kayu alami, dan koleksi bunga favorit Ify di balkon kamarnya… Kamar itu benar-benar nyaman!

‘Kamarnya bagus bener! Nyaman banget deh kayaknya…’ batin Rio sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.

Rio teringat suratnya yang akan dia selipkan untuk Ify, Rio buru-buru meraih surat itu yang terlipat dengan rapi di sakunya. Ia berusaha mencari tempat yang strategis untuk menyelipkan suratnya, sesaat kemudian, ia melihat ada sebuah novel yang dibatasi dengan pembatas buku. Otak Rio langsung bekerja, surat itu ia selipkan di tengah-tengah lembar novel itu.

‘Hehehe… Gua pengen liat ekspresi Ify pas dia baca surat gua!’ batin Rio sambil nyengir, ia segera sadar dari lamunannya dan buru-buru membereskan tanaman-tanaman Ify di balkon.

“Udah, Yo?” tanya Ify tiba-tiba, Rio yang tadi sibuk memotong daun yang sudah layu sampai terlonjak kaget. Untung gunting tanamannya nggak lepas dari tangannya.

“Err… Ini udah kok!” jawab Rio singkat, jantungnya masih berdebar nggak karuan karena kaget.

“Ini kan udah jam 5, tandanya elo udah 3 jam kerja. Elo bisa pulang kok. Oh iya, di bawah ada minuman sama makanan, kalo elo mau” ujar Ify, melirik jam dindingnya

“Oh.. iya deh. Gua pulang ya, Fy…” pamit Rio, ia lalu meraih tasnya yang diletakkan di lantai, lalu turun ke lantai bawah. Di ruang tamu, ia sempat meneguk minuman yang sudah disediakan oleh Ify. Setelah itu ia
bergegas pulang.

Ify berniat membaca novel yang belum diselesaikannya tadi. Ia duduk di kursinya dan membuka halaman dimana ia meletakkan pembatas buku.

‘Surat??’ batin Ify, keningnya berkerut. Ia mendapati sebuah surat yang terlipat rapi di
salah satu halaman novel itu. Ia membukanya perlahan.

Ify, hai! Elo mungkin engga kenal sama gua ya? Engga apa-apa, pokoknya mulai sekarang gua selalu ada buat elo!

PS : Maap kalo surat gua ini engga ada romantis-romantisnya. Gua engga berbakat.

Ify tertawa pelan saat membaca surat itu. Ya, hanya tulisan itu saja. Tanpa nama penulis. Tulisan tangannya rapi.

Ify masih menyunggingkan senyumnya saat melipat kembali surat aneh itu. Ia melipatnya menjadi 8 bagian, dan diselipkannya di dalam buku jurnal kesayangannya. Tempat dimana dia menyimpan semua kenangan manisnya.

*****

Ada Apa dengan Kebun Part 5


Ada Apa dengan Kebun Part 5

Part 5 : Rio’s New Job


Izin dari Mama sudah didapat, jurus jitu menggombal dari Kak Iel juga sudah didapat. Kira-kira Rio butuh persiapan apa lagi, ya?
****

Hari masih pagi. Tapi Rio sudah semangat 2012 saat menceritakan dirinya yang dengan mudah mendapat izin dari mamanya dan dia juga sudah mendapat jurus jitu menggombal dari Kak Iel kepada Alvin yang masih terkantuk-kantuk, menjadikan ranselnya sebagai bantal.

“Jadi gua ngelamar jadi tukang kebun kapan, Vin?” tanya Rio semangat, Alvin yang masih terkantuk-kantuk hanya bisa menangkap kata-kata yang dilontarkan Rio sepotong-sepotong saja.

“Haa?? Elo mau ngelamar?! Ngelamar sapa, Yo??” tanya Alvin balik, matanya masih 10 watt, nyawa juga belum komplit.

Rio menjitak kepala sohibnya itu dengan kesal,“Ngelamar jadi tukang kebun!!!” Perlahan-lahan, mata Alvin agak cerah, naik jadi 15 watt… 20 watt, nyawanya juga udah mulai terkumpul. Ia menggelengkan kepalanya, lalu seketika pandangan matanya jadi cerah. Ajaib memang kekuatan tidur di sekolah!

“Ntar pas Ify udah dateng, gua bantuin elo ngomong. Tenang aja” jawab Alvin enteng, sambil membuka-buka buku catatan Kimianya yang rapi. Rio? Dia sibuk memastikan rambutnya dalam keadaan sekeren mungkin, agar bisa menarik perhatian Ify barang semenit nanti.

“Naaaah… itu Ify! Fy! Sini bentar!” panggil Alvin keras, Ify meletakkan tasnya di bangku depan Alvin, dan duduk menghadap Alvin.

“Kenapa?” tanya Ify singkat, Rio siap-siap memasang senyum terdahsyatnya.

“Elo pernah bilang kan kalo tukang kebun di rumah elo dipecat? Terus elo minta bantuan gua buat nyari yang baru kan? Gua udah ketemu nih!” jawab Alvin riang, menepuk-nepuk bahu Rio yang sedang menyunggingkan senyuman yang
mampu membuat ikan paus klepek-klepek. *maap. Lebaynya penulis kumat

Ify menatap Rio sangsi, ia nggak merasa yakin Rio yang menjadi salah satu the most perfect boy di sekolah bisa jadi tukang kebun.

“Elo… serius?” tanya Ify, menunjuk Rio dengan ragu. Yang dijawab Rio dengan anggukan mantap.

Ify menghela nafas, “Ya udah, elo bisa nggunting rumput? Nggak jijikan? Bisa nyiram-nyiram tanaman? Nebar pupuk? Nanem bibit? Nyangkul?” Tanya Ify bertubi-tubi.

Rio mengangguk, mengangguk, mengangguk, mengangguk, mengangguk dan mengangguk. Sesuai dengan jumlah pertanyaan Ify.

“Oke, ntar pulang sekolah elo bisa ke rumah gua, kenalan dulu sama mama, terus mungkin mulai besok elo udah bisa kerja. Sebetulnya sih mama perlunya yang bisa kerja seharian, tapi karena mama gua suka sama anak mandiri yang mau kerja sambilan kayak elo, yaa… perkiraan gua sih… 95% mama gua bakal nerima elo jadi tukang kebun” jelas Ify sambil tersenyum manis kepada Rio. Kepada Rio. Rio. YA TUHAN!!! Rio seakan mau terbang mengelilingi bimasakti saking senangnya. Untuk pertama kalinya Ify mau tersenyum kepadanya!! *Tuh kan, penulis lebaynya kumat lagi

“Eh… tapi elo kan belum tau rumah gua?” tanya Ify lagi.

“Gampang itu! Ntar biar Rio pulang bareng gua aja, sekalian ke rumah elo, Fy!” tandas Alvin cepat. Ify tersenyum lagi, kali ini disertai dengan anggukan kecilnya, dan Rio masih tidak bisa berkata apa-apa.

“Oke kalo gitu” ujar Ify pelan, lalu melangkah keluar kelas. Meninggalkan Alvin yang melirik Rio yang masih bengong dengan lirikan menggoda.

“Hayoooo… Ntar sore berduaan nih yeee…” goda Alvin sambil tertawa puas.

“Yahelah elo, Vin! Bukannya ngedukung gua atau apaa… gitu, malah ngegodain! Udah ah! Ntar kesebar beritanya!” tukas Rio sewot. Meninju pelan lengan Alvin yang masih terkekeh.

“Iye daah! Pokoknya ntar pulang sekolah elo ke rumah gua dulu ya!” Alvin mengingatkan Rio sekali lagi. Rio mengangkat ibu jarinya
sebagai jawaban.

***

“Yo! Udah cepetan masuk!” ajak Alvin yang sudah duduk di mobil Avanza hitam milik keluarganya, dengan seorang sopir yang sedang duduk di belakang kemudi.

“Err… gua jadi gak PD!” ujar Rio pelan sambil memasuki mobil Alvin, lalu menutup pintunya.

Alvin tertawa kecil, “Udaah… nyantai aja! Mamanya Ify baik kok!” Rio mengangguk. Mencoba menjadi lebih santai. Bisa-bisa nanti dia nggak diterima jadi tukang kebun gara-gara terlalu gugup.

***

“Pak, stop! Saya mau ke rumahnya Ify dulu, Pak Jo langsung ke rumah aja! Ntar bilangin ke mama kalo saya ke rumah Ify ya!” Pesan Alvin sebelum turun dari mobil. Sopirnya, Pak Jo, hanya mengangguk.

Rio menelan ludahnya saat menatap rumah Ify yang besar. Memang sama besarnya dengan Alvin, tapi rumah Ify terkesan lebih nyentrik dibandingkan rumah Alvin yang elegan.

“Udah, ayo masuk! Ngapain juga elo bengong gitu?” ajak Alvin sambil berjalan ke gerbang rumah Ify, lalu membukanya. Rio cepat-cepat mengikuti langkah Alvin.

TING TONG…

Alvin hanya perlu memijit bel itu sekali, dan pintu rumah Ify langsung terbuka. Tampaklah Ify dibalik pintu itu.

“Eh, elo Vin! Sama Rio juga ya? Oh, masuk aja deh! Gua panggilin mama dulu” suruh Ify sambil membuka pintu rumahnya lebar-lebar, lalu beranjak masuk ke dalam lagi untuk memanggil mamanya.

Tak lama, pembantu Ify datang sambil membawa nampan berisi 2 cangkir the hangat dan snack.

“Eh… makasih bu,” ujar Rio pelan, wanita yang tampaknya sudah tua itu mengangguk sambil tersenyum.

Rio baru meneguk tehnya satu tegukan saat seorang wanita cantik berjalan ke arah Alvin dan Rio, di sampingnya ada Ify.

“Saya mamanya Ify. Oohh… Temannya Alvin juga ya… jadi kamu Rio yang mau kerja sambilan?” tanya wanita yang ternyata mamanya Ify itu lembut.

“Eh.. iya Tante…” jawab Rio sambil tersenyum. Alvin juga tersenyum.

“Tante suka kalau di umur kalian yang masih remaja begini dan berasal dari keluarga yang mampu sudah berpikiran panjang dan mau kerja sambilan! Ya, tante setuju kalau kamu mau kerja sambilan, karena kamu masih kecil juga, sehari hanya bekerja 3 jam, dari pulang sekolah. Tapi… apa kamu serius mau jadi tukang kebun?” tanya Mama Ify lagi, Rio mengangguk mantap.

Mama Ify tersenyum puas, “Ya. Bagus kalau begitu. Mulai besok kamu sudah boleh kerja. Masalah bayaran…” Mama Ify menggantung perkataannya, Rio buru-buru menyelanya.

“Saya nggak terlalu mikirin bayarannya kok Tante!” sela Rio sambil tersenyum. Senyum mama Ify semakin terkembang.

“Kamu memang anak yang mandiri! Ya sudah, sekarang, nikmati tehnya dulu, Tante masih ada urusan. Ify, kamu temani Alvin dan Rio dulu ya!” pesan Mama Ify sambil beranjak pergi. Ify buru-buru duduk di sofa.

“Elo serius mau jadi tukang kebun?” tanya Ify, masih agak ragu.

“Serius!! Serius banget malah. Oh iya, Fy. Udah jam 4 nih, gua harus pulang!” ujar Rio, melirik jam tangannya.

“Gua juga, Fy! Kalo gitu, kita pulang dulu yaa.. Titip salam buat Tante!” pamit Alvin juga, lalu Alvin dan Rio melangkah keluar rumah Ify. Ify hanya tersenyum sambil mengantar mereka ke depan pintu.

“Sukses Yo!” bisik Alvin pelan saat mereka sudah ada di luar gerbang rumah Ify.

“Iya! Sukses banget! Udah deh, gua pulang ya, Vin! Kan rumah gua Cuma beda 1 blok dari sini” pamit Rio, tak lupa berhigh-five dulu dengan sahabatnya itu.

Di perjalanan, Rio tersenyum sendiri. Ia tak sadar ada sebuah motor yang mengikutinya. Tiba-tiba motor itu……

*****
...Kra2...Cpha Yg ngIkutin Rio Yh??
Tunggu part 6

Jumat, September 30, 2011

Smile - Avril Lavigne



  • You know that I'm a crazy bitch,
    I do what I want when I feel like it,
    All I wanna do is loose control,
    But you don't really give a shit,
    You go with go with go with it,
    Cause you're fucking crazy rock-n-roll

    You said hey,
    What's your name,
    It took one look,
    And now I'm not the same,
    Yeah you said hey,
    And since that day,
    You stole my heart and you're the one to blame,
    Yeah.

    And that's why... I smile,
    It's been a while,
    Since everyday and everything has felt this right...
    And now,
    You turn it all around,
    And suddenly you're all I need,
    The reason why-I-I-I,
    I smi-I-ile.

    Last night I blacked out I think,
    What did you what did you put in my drink?
    I remember making out and then,
    I woke up with a new tattoo,
    Your name was on me and my name was on you,
    I would do it all over again.

    You said hey,
    What's your name,
    It took one look,
    And now i'm not the same,
    You said hey,
    And since that day,
    You stole my heart and you're the one to blame,
    Yeah.

    And that's why... I smile,
    It's been a while,
    Since everyday and everything has felt this right...
    And now,
    You turn it all around,
    And suddenly you're all I need,
    The reason why-I-I-I,
    I smi-I-ile.

    You know that I'm a crazy bitch,
    I do what I want , when I feel like it
    All I wanna do is loose control,
    You know that I'm a crazy bitch,
    I do what I want , when I feel like it
    All I wanna do is loose control-o-ol.

    And that's why... I smile,
    It's been a while,
    Since everyday and everything has felt this right...
    And now,
    You turn it all around,
    And suddenly you're all I need,
    The reason why-I-I-I,
    I smi-I-ile,
    The reason,
    The reason why-I-I-I,
    I smi-I-ile,
    The reason why-I-I-I,
    I smi-I-ile.

What The Hell




  • You say that I'm messing with your head
    All cause I was making out with your friend
    Love hurts whether it's right or wrong
    I can't stop cause I'm having too much fun

    You're on your knees
    Begging please
    Stay with me
    But honestly
    I just need to be a little crazy

    All my life I've been good,
    But now
    I'm thinking What The Hell
    All I want is to mess around
    And I don't really care about
    If you love me
    If you hate me
    You can save me
    Baby, baby
    All my life I've been good
    But now
    Whoaaa...
    What The Hell

    So what if I go out on a million dates
    You never call or listen to me anyway
    I'd rather rage than sit around and wait all day
    Don't get me wrong
    I just need some time to play

    You're on your knees
    Begging please
    Stay with me
    But honestly
    I just need to be a little crazy

    All my life I've been good,
    But now
    I'm thinking What The Hell
    All I want is to mess around

    And I don't really care about
    If you love me
    If you hate me
    You can save me
    Baby, baby
    All my life I've been good
    But now
    Whoaaa...
    What The Hell

    Lalalala la la
    Whoa Whoa
    Lalalala la la
    Whoa Whoa

    You say that I'm messing with your head
    Boy, I like messing in your bed
    Yeah, I am messing with your head when
    I'm messing with you in bed

    All my life I've been good,
    But now
    I'm thinking What The Hell
    All I want is to mess around
    And I don't really care about
    All my life I've been good,
    But now
    I'm thinking What The Hell
    All I want is to mess around
    And I don't really care about
    If you love me
    If you hate me
    You can save me
    Baby, baby
    All my life I've been good
    But now
    Whoaaa...
    What The Hell

    Lalalalalalalalalala
    Lalalalalalalalala

Avril Lavigne - Why Lyrics

Avril Lavigne - Why Lyrics

Why, do you always do this to me?
Why, couldn't you just see through me?
How come, you act like this
Like you just don't care at all

Do you expect me to believe I was the only one to fall?
I could feel I could feel you near me, even though you're far away
I could feel I could feel you baby, why

It's not supposed to feel this way
I need you, I need you
More and more each day
It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you, I need you
Tell me, are you and me still together?
Tell me, do you think we could last forever?
Tell me, why

Hey, listen to what we're not saying
Let's play, a different game than what we're playing
Try, to look at me and really see my heart

Do you expect me to believe I'm gonna let us fall apart?
I could feel I could feel you near me, even when you're far away
I could feel I could feel you baby, why

It's not supposed to feel this way
I need you, I need you
More and more each day
It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you, I need you
Tell me, are you and me still together?
Tell me, you think we could last forever?
Tell me, why

So go and think about whatever you need to think about
Go ahead and dream about whatever you need to dream about
And come back to me when you know just how you feel, you feel
I could feel I could feel you near me, even though you're far away
I could feel I could feel you baby, why

It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you
More and more each day
It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you, I need you
Tell me

It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you
More and more each day
It's not supposed to hurt this way
I need you, I need you, I need you
Tell me, are you and me still together?
Tell me, do you think we could last forever?
Tell me, why

[+/-]

Ada Apa dengan Kebun Part 6

[+/-]

Ada Apa dengan Kebun Part 5

[+/-]

Smile - Avril Lavigne

[+/-]

What The Hell

[+/-]

Avril Lavigne - Why Lyrics

 

Fika Stefani Auliya. Design By: SkinCorner