Senin, Agustus 29, 2011

Ada Apa dengan Kebun Part 2


Ada Apa dengan Kebun Part 2 
 



Part 2 : Cewek Herder?

Sivia bahkan sudah menyediakan tempat duduk untuk cewek itu, cewek pertama yang berhasil bikin Rio melongo. Alvin juga sudah mengenal cewek itu… Kira-kira siapa dia ya?
****

“Yo, kenapa elo jadi bengong gitu? Lo udah kenal belom sama dia?” tanya Alvin sambil menunjuk cewek itu dengan dagunya, sedangkan tangannya menggoyang bahu Rio pelan.

“Engg… Mm.. gua belom kenal, Vin! Err.. Hai, gua Rio” sapa Rio sambil mengulurkan tangannya, lengkap dengan senyuman mautnya.

“Hai, Gua Ify. Dulu kelas 7-nya di kelas 7F” ujar cewek yang bernama Ify itu datar, membalas uluran tangan Rio, tapi tanpa senyum. Berbeda sekali saat dia menyapa Alvin. Sesaat setelah itu, Ify memutar posisinya menghadap depan, sambil mengobrol bersama Sivia.

“Kapok deh elo, Yo! Disenyumin aja engga!” bisik Alvin, menahan tawanya karena melihat Rio yang bengong, nggak menyangka, ada juga ternyata cewek yang nggak balas senyumnya sama sekali waktu Rio senyumin.

“Dingin banget tuh cewek! Tapi kok tadi pas ngobrol sama elo dia penuh senyum gitu, Vin? Manis banget lagi!” Rio menutup mulutnya yang baru saja keceplosan, sedangkan Alvin masih berusaha sekuat tenaga biar nggak tertawa.

“Oke deh, gua ceritain ke elo lengkapnya a…” suara Alvin terputus saat sebuah dehaman keras terdengar dari depan kelas.

“Ya, ini benar kelas 8E, bukan? Saya Pak Duta. Wali kelas kalian sekaligus guru Fisika-Kimia kalian” jelas Pak Duta. Rio tersenyum, Alvin juga tersenyum, karena Pak Duta ini memang salah satu guru favorit mereka.

Setelah memperkenalkan dirinya, Pak Duta mulai mengadakan pemilihan ketua kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan pengurus kelas lainnya. Banyak yang memilih Rio atau Alvin, tapi karena mereka tidak bersedia, jadi jabatannya diserahkan ke anak lain yang bersedia menjadi pengurus kelas.

“Ya, jadi sudah ditentukan semua pengurus kelas ya. Sekarang kalian kerjakan soal-soal yang ada di kertas ini. Saya masih ada keperluan di kantor guru. Ingat, jangan ramai!” pesan pak Duta sebelum beliau pergi ke kantor guru lagi.

Murid-murid kelas 8E dengan patuh mengerjakan soal-soal itu. Beberapa mengerjakannya secara diskusi, ada juga yang mengerjakan tapi sambil mengobrol, seperti Rio dan Alvin.

“Oh iya, Yo. Gua terusin aja yang tadi ya? Gua jelasin aja deh siapa Ify, dan kenapa dia kok akrab sama gua, dan sama elo senyum aja engga” ujar Alvin membuka sesi penjelasannya, Rio mengangguk semangat sambil terus mengerjakan soal.

“Jadi… Ify itu tetangga gua, kita udah tetanggaan lamaaa banget! Jadinya dia udah akrab sama gua. Tapi bukan berarti kita berdua saling suka lho ya! Soalnya…” belum selesai Alvin bicara, Rio sudah memotongnya.

“Soalnya kenapa, Vin?” tanya Rio penasaran, Alvin melengos, lalu melanjutkan penjelasannya tentang Ify,“Makanya dengerin gua ngomong dulu! Soalnya, Ify itu galak! Cerewet lagi! Sebetulnya banyak banget yang suka sama dia, tapi… ya karena galak, plus cerewet, jadinya pada males semua. Kalo sama gua sih dia biasa aja, kan gua tetanggaan sama dia udah lama banget! Dia emang cuma galak sama cowok, sama cewek sih ramah banget! Makanya temennya banyak”

“Err… Dia bukan lesbi kan, Vin?” tanya Rio ragu, sayang banget kalo cewek manis gitu ternyata lesbi! Pikirnya lagi.

“Ya engga lah! Menurut gua, dia galak sama cowok karena selama ini dia belom pernah suka sama cowok. Mungkin masih belum ada yang cocok sama dia. Oiya, Yo! Gua tadi sempet denger lo bilang dia manis ya??” goda Alvin lagi, sukses membuat Rio merasa malu sekali! Padahal dia cowok, kan agak aneh aja kalau mukanya merah.

“Sssst! Diem lo! Ntar kesebar! Iya, gua ngaku dia manis, cantik gitu deh. Sesuai sama tipe gua. Yahelah, elo Vin! Kok ketawa sih!” ujar Rio, meninju pelan lengan Alvin yang sedang terkikik.

“Ya aneh aja! Biasanya elo kan paling cuek masalah cewek! Eh, boleh-boleh aja sih lo naksir dia, tapi gua saranin ati-ati deh! Dia kan cewek herder!” bisik Alvin, takut kedengaran Ify.

“Cewek herder?” tanya Rio bingung. Herder kan salah satu tipe anjing yang galak itu? Apa Ify itu manusia blasteran anjing?

“Iyaa! Lo tau anjing herder yang galak banget itu kan? Nah, Ify tuh kayak gitu! Galak kayak anjing herder! Makanya, gua sering ngatain dia cewek herder! Dia juga sering ngatain gua cowok albino!” jawab Alvin sambil tertawa kecil. Rio mengangguk-anggukkan kepalanya. Cewek manis gitu kok dikasih julukan cewek herder sih? Pikir Rio. Lalu mereka berdua kembali
mengerjakan soal-soal yang belum terjawab.

***
Seharian ini dilewati Rio dengan berbengong ria. Terutama waktu Ify tertawa atau tersenyum, Rio pasti bengong sebengong-bengongnya karena terpesona. Alvin saja capek kalau harus menyadarkan Rio dari bengongnya.

Seperti saat ini, Bel tanda istirahat usai sudah berdentang, tetapi Rio masih duduk di salah satu kursi di kantin, bengong di kursinya sambil memandangi Ify dan Sivia yang sedang tertawa-tawa. Lebih romantisnya sih, ehem, di mata Rio sekarang hanya ada 1 orang. 1 orang. Cewek. Ify.

“WOY!” seru Alvin lantang tepat di kuping Rio, Rio masih bengong, Alvin menatapnya penuh rasa heran, tiba-tiba, 5 detik kemudian…

“ADUH KAGET GUA!!!” seru Rio lantang. Alvin menatapnya dengan tatapan elo-telat-ngeresponnya-tauk. Lalu bergegas meninggalkan Rio yang masih betah duduk. Sadar kalau ditinggalkan, Rio cepat-cepat menyusul Alvin.

“Maap Vin, gua tadi ngeliatin si itu tuuh…” bujuk Rio, ia mencoba menyamai langkah Alvin yang sudah dari tadi berjalan didepannya tanpa menoleh pada Rio. Lama kelamaan, Alvin melangkah menuju WC. Lah?? Apa Alvin mau nangis di WC gara-gara gua cuekin? Pikir Rio kelewat PD.

“Sapa yang marah sama elo! Gua pengen ke WC tauk!” ujar Alvin, segera masuk ke toilet yang kosong. Sedang Rio memasang tampang cengo’nya. Ia berdiri di depan toilet cowok, menunggu Alvin. Tak lama kemudiaaan…

SRIIING… kalau ini drama korea, atau telenovela, atau sinetron, pasti adegan di depan Rio kayak slow motion, warna disekitar Rio berubah nge-pink, bunga-bunga mawar di taman sekolah serasa mekar dengan indah, keliatan ada Cupid yang siap-siap nembak hati Rio pake panah asmaranya, backsound berubah jadi romantis, aroma parfum menyerbak kemana-mana saat Ify lewat di depan Rio sambil tertawa bersama Sivia… *lebay? Iye, baru
liat drama korea nih soalnya.

“Yo! Elo kan tadi nambah ketoprak sampe 4 piring, elo ga boker dulu??”

TWEEEET….

Kata-kata Alvin tadi memang bener-bener ngerusak momen romantis! Rio menoleh ke arah Alvin dengan tatapan ingin membunuh. Kalo aja ya, tatapan itu bisa membunuh, Alvin udah bolak-balik ke surga kali gara-gara dipelototin Rio.

Alvin yang sempat melihat Ify yang sedang berjalan langsung memahami arti dari tatapan Rio itu. Dengan santai, Alvin menepuk-nepuk bahu Rio.

“Rio.. Rio! Baru sekali ini gua liat elo sebegitu sukanya sama cewek. Oke deh, karena gua udah merusak suasana, gua tebus deh kesalahan gua! Gua kan udah lama tetanggaan sama Ify, nah, gua kasitau elo apa yang dia suka, biar elo bisa pedekate!” ujar Alvin, Rio yang tadi suntuk berubah jadi semangat 2012.

“Beneran Vin? Ah elo emang yang paling baek deh!” seru Rio sambil mencubit pipi Alvin,

“Baik sih baik tapi ga perlu cubit-cubit kan?! Ntar dikira orang gua hombreng sama elo lagi! Hiiih” Alvin merinding tiba-tiba, lalu ngacir ke kelasnya meninggalkan Rio yang masih berdiri di depan toilet. Spontan Rio berteriak,

“WOII ALVIN TUNGGUIN GUA NAPA???” karena dia sudah dikejar-kejar sama anak-anak perempuan—fansnya yang beringas.

***

“Kesalahan elo ada 3 Vin! Haaaah… Haaaah…” ujar Rio sambil mengatur nafasnya yang habis karena dipakai lari, menghindari anak-anak perempuan yang ngefans sama dia.

“Pertama, lo ninggalin gua di kantin… Haaah… Kedua, elo merusak momen romantis gua. Haaaaaaah… ketiga, elo ninggalin gua gitu aja waktu anak-anak cewek udah pasang kuda-kuda buat ngeroyok gua! Haaah…” sambung Rio lagi, kali ini nafasnya sudah agak teratur. Sedangkan Alvin hanya cekikikan.

“Iyaa.. maaf deh! Nah, sekarang, gua kasitau elo apa yang Ify suka! Mumpung dia lagi ga ada di deket kita nih” bisik Alvin, kepalanya celingak-celinguk memastikan keadaan. Rio sudah pasang kuping.

“Dia itu suka tanaman. Sukaaa banget! Makanya, rumahnya Ify kan gede, tapi lebih gede kebunnya daripada rumahnya! Ify sekeluarga suka tanaman” jelas Alvin pada Rio, Rio mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Gua denger sih, mereka semua itu ga tahan kalo harus beresin kebunnya sendirian! Yah, maklumlah. Kebunnya aja gede gitu. Terus, 3 hari yang lalu gua dikasitau Ify kalo tukang kebunnya itu dipecat sama mamanya Ify, gara-gara motong bunga anggrek koleksi mamanya Ify, sengaja lagi!” Alvin
mengakhiri penjelasannya itu. Rio yang sedari tadi diam akhirnya bicara juga.

“Terus, cara gua pedekate gimana? Masa gua kasih dia bibit pohon kelapa? Kan dia galak?” tanya Rio ragu, masa iya sih gua harus pedekate ke Ify pake ngegombal? Pikir Rio lagi, lalu saat dia memikirkan kata“menggombal”, seketika di otaknya muncul wajah kakaknya, Kak Iel, yang sudah resmi dinobatkan sebagai cowok-teryahud-kalau-ngegombal. Buru-buru Rio menggelengkan kepalanya, berusaha membuang bayangan wajah kakaknya itu.

“Kalo menurut gua… dengan sikapnya Ify yang kayak gitu ke elo, dan kesukaan Ify yang kayak gitu, dan tukang kebunnya Ify yang dipecat… Lo pedekate ke Ify dengan cara… jadi tukang kebunnya Ify” saran Alvin pelan tapi pasti.

“HAAAAH?? Tukang kebooon??” seru Rio frustasi.
*****





Kira2 Rio...jadi TkNg kbon bwt pdKT sma Ify gk Yh..

Kita tunggu ajha part selanjutny



0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa mampir coment ! :)

Ada Apa dengan Kebun Part 2

| |


Ada Apa dengan Kebun Part 2 
 



Part 2 : Cewek Herder?

Sivia bahkan sudah menyediakan tempat duduk untuk cewek itu, cewek pertama yang berhasil bikin Rio melongo. Alvin juga sudah mengenal cewek itu… Kira-kira siapa dia ya?
****

“Yo, kenapa elo jadi bengong gitu? Lo udah kenal belom sama dia?” tanya Alvin sambil menunjuk cewek itu dengan dagunya, sedangkan tangannya menggoyang bahu Rio pelan.

“Engg… Mm.. gua belom kenal, Vin! Err.. Hai, gua Rio” sapa Rio sambil mengulurkan tangannya, lengkap dengan senyuman mautnya.

“Hai, Gua Ify. Dulu kelas 7-nya di kelas 7F” ujar cewek yang bernama Ify itu datar, membalas uluran tangan Rio, tapi tanpa senyum. Berbeda sekali saat dia menyapa Alvin. Sesaat setelah itu, Ify memutar posisinya menghadap depan, sambil mengobrol bersama Sivia.

“Kapok deh elo, Yo! Disenyumin aja engga!” bisik Alvin, menahan tawanya karena melihat Rio yang bengong, nggak menyangka, ada juga ternyata cewek yang nggak balas senyumnya sama sekali waktu Rio senyumin.

“Dingin banget tuh cewek! Tapi kok tadi pas ngobrol sama elo dia penuh senyum gitu, Vin? Manis banget lagi!” Rio menutup mulutnya yang baru saja keceplosan, sedangkan Alvin masih berusaha sekuat tenaga biar nggak tertawa.

“Oke deh, gua ceritain ke elo lengkapnya a…” suara Alvin terputus saat sebuah dehaman keras terdengar dari depan kelas.

“Ya, ini benar kelas 8E, bukan? Saya Pak Duta. Wali kelas kalian sekaligus guru Fisika-Kimia kalian” jelas Pak Duta. Rio tersenyum, Alvin juga tersenyum, karena Pak Duta ini memang salah satu guru favorit mereka.

Setelah memperkenalkan dirinya, Pak Duta mulai mengadakan pemilihan ketua kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan pengurus kelas lainnya. Banyak yang memilih Rio atau Alvin, tapi karena mereka tidak bersedia, jadi jabatannya diserahkan ke anak lain yang bersedia menjadi pengurus kelas.

“Ya, jadi sudah ditentukan semua pengurus kelas ya. Sekarang kalian kerjakan soal-soal yang ada di kertas ini. Saya masih ada keperluan di kantor guru. Ingat, jangan ramai!” pesan pak Duta sebelum beliau pergi ke kantor guru lagi.

Murid-murid kelas 8E dengan patuh mengerjakan soal-soal itu. Beberapa mengerjakannya secara diskusi, ada juga yang mengerjakan tapi sambil mengobrol, seperti Rio dan Alvin.

“Oh iya, Yo. Gua terusin aja yang tadi ya? Gua jelasin aja deh siapa Ify, dan kenapa dia kok akrab sama gua, dan sama elo senyum aja engga” ujar Alvin membuka sesi penjelasannya, Rio mengangguk semangat sambil terus mengerjakan soal.

“Jadi… Ify itu tetangga gua, kita udah tetanggaan lamaaa banget! Jadinya dia udah akrab sama gua. Tapi bukan berarti kita berdua saling suka lho ya! Soalnya…” belum selesai Alvin bicara, Rio sudah memotongnya.

“Soalnya kenapa, Vin?” tanya Rio penasaran, Alvin melengos, lalu melanjutkan penjelasannya tentang Ify,“Makanya dengerin gua ngomong dulu! Soalnya, Ify itu galak! Cerewet lagi! Sebetulnya banyak banget yang suka sama dia, tapi… ya karena galak, plus cerewet, jadinya pada males semua. Kalo sama gua sih dia biasa aja, kan gua tetanggaan sama dia udah lama banget! Dia emang cuma galak sama cowok, sama cewek sih ramah banget! Makanya temennya banyak”

“Err… Dia bukan lesbi kan, Vin?” tanya Rio ragu, sayang banget kalo cewek manis gitu ternyata lesbi! Pikirnya lagi.

“Ya engga lah! Menurut gua, dia galak sama cowok karena selama ini dia belom pernah suka sama cowok. Mungkin masih belum ada yang cocok sama dia. Oiya, Yo! Gua tadi sempet denger lo bilang dia manis ya??” goda Alvin lagi, sukses membuat Rio merasa malu sekali! Padahal dia cowok, kan agak aneh aja kalau mukanya merah.

“Sssst! Diem lo! Ntar kesebar! Iya, gua ngaku dia manis, cantik gitu deh. Sesuai sama tipe gua. Yahelah, elo Vin! Kok ketawa sih!” ujar Rio, meninju pelan lengan Alvin yang sedang terkikik.

“Ya aneh aja! Biasanya elo kan paling cuek masalah cewek! Eh, boleh-boleh aja sih lo naksir dia, tapi gua saranin ati-ati deh! Dia kan cewek herder!” bisik Alvin, takut kedengaran Ify.

“Cewek herder?” tanya Rio bingung. Herder kan salah satu tipe anjing yang galak itu? Apa Ify itu manusia blasteran anjing?

“Iyaa! Lo tau anjing herder yang galak banget itu kan? Nah, Ify tuh kayak gitu! Galak kayak anjing herder! Makanya, gua sering ngatain dia cewek herder! Dia juga sering ngatain gua cowok albino!” jawab Alvin sambil tertawa kecil. Rio mengangguk-anggukkan kepalanya. Cewek manis gitu kok dikasih julukan cewek herder sih? Pikir Rio. Lalu mereka berdua kembali
mengerjakan soal-soal yang belum terjawab.

***
Seharian ini dilewati Rio dengan berbengong ria. Terutama waktu Ify tertawa atau tersenyum, Rio pasti bengong sebengong-bengongnya karena terpesona. Alvin saja capek kalau harus menyadarkan Rio dari bengongnya.

Seperti saat ini, Bel tanda istirahat usai sudah berdentang, tetapi Rio masih duduk di salah satu kursi di kantin, bengong di kursinya sambil memandangi Ify dan Sivia yang sedang tertawa-tawa. Lebih romantisnya sih, ehem, di mata Rio sekarang hanya ada 1 orang. 1 orang. Cewek. Ify.

“WOY!” seru Alvin lantang tepat di kuping Rio, Rio masih bengong, Alvin menatapnya penuh rasa heran, tiba-tiba, 5 detik kemudian…

“ADUH KAGET GUA!!!” seru Rio lantang. Alvin menatapnya dengan tatapan elo-telat-ngeresponnya-tauk. Lalu bergegas meninggalkan Rio yang masih betah duduk. Sadar kalau ditinggalkan, Rio cepat-cepat menyusul Alvin.

“Maap Vin, gua tadi ngeliatin si itu tuuh…” bujuk Rio, ia mencoba menyamai langkah Alvin yang sudah dari tadi berjalan didepannya tanpa menoleh pada Rio. Lama kelamaan, Alvin melangkah menuju WC. Lah?? Apa Alvin mau nangis di WC gara-gara gua cuekin? Pikir Rio kelewat PD.

“Sapa yang marah sama elo! Gua pengen ke WC tauk!” ujar Alvin, segera masuk ke toilet yang kosong. Sedang Rio memasang tampang cengo’nya. Ia berdiri di depan toilet cowok, menunggu Alvin. Tak lama kemudiaaan…

SRIIING… kalau ini drama korea, atau telenovela, atau sinetron, pasti adegan di depan Rio kayak slow motion, warna disekitar Rio berubah nge-pink, bunga-bunga mawar di taman sekolah serasa mekar dengan indah, keliatan ada Cupid yang siap-siap nembak hati Rio pake panah asmaranya, backsound berubah jadi romantis, aroma parfum menyerbak kemana-mana saat Ify lewat di depan Rio sambil tertawa bersama Sivia… *lebay? Iye, baru
liat drama korea nih soalnya.

“Yo! Elo kan tadi nambah ketoprak sampe 4 piring, elo ga boker dulu??”

TWEEEET….

Kata-kata Alvin tadi memang bener-bener ngerusak momen romantis! Rio menoleh ke arah Alvin dengan tatapan ingin membunuh. Kalo aja ya, tatapan itu bisa membunuh, Alvin udah bolak-balik ke surga kali gara-gara dipelototin Rio.

Alvin yang sempat melihat Ify yang sedang berjalan langsung memahami arti dari tatapan Rio itu. Dengan santai, Alvin menepuk-nepuk bahu Rio.

“Rio.. Rio! Baru sekali ini gua liat elo sebegitu sukanya sama cewek. Oke deh, karena gua udah merusak suasana, gua tebus deh kesalahan gua! Gua kan udah lama tetanggaan sama Ify, nah, gua kasitau elo apa yang dia suka, biar elo bisa pedekate!” ujar Alvin, Rio yang tadi suntuk berubah jadi semangat 2012.

“Beneran Vin? Ah elo emang yang paling baek deh!” seru Rio sambil mencubit pipi Alvin,

“Baik sih baik tapi ga perlu cubit-cubit kan?! Ntar dikira orang gua hombreng sama elo lagi! Hiiih” Alvin merinding tiba-tiba, lalu ngacir ke kelasnya meninggalkan Rio yang masih berdiri di depan toilet. Spontan Rio berteriak,

“WOII ALVIN TUNGGUIN GUA NAPA???” karena dia sudah dikejar-kejar sama anak-anak perempuan—fansnya yang beringas.

***

“Kesalahan elo ada 3 Vin! Haaaah… Haaaah…” ujar Rio sambil mengatur nafasnya yang habis karena dipakai lari, menghindari anak-anak perempuan yang ngefans sama dia.

“Pertama, lo ninggalin gua di kantin… Haaah… Kedua, elo merusak momen romantis gua. Haaaaaaah… ketiga, elo ninggalin gua gitu aja waktu anak-anak cewek udah pasang kuda-kuda buat ngeroyok gua! Haaah…” sambung Rio lagi, kali ini nafasnya sudah agak teratur. Sedangkan Alvin hanya cekikikan.

“Iyaa.. maaf deh! Nah, sekarang, gua kasitau elo apa yang Ify suka! Mumpung dia lagi ga ada di deket kita nih” bisik Alvin, kepalanya celingak-celinguk memastikan keadaan. Rio sudah pasang kuping.

“Dia itu suka tanaman. Sukaaa banget! Makanya, rumahnya Ify kan gede, tapi lebih gede kebunnya daripada rumahnya! Ify sekeluarga suka tanaman” jelas Alvin pada Rio, Rio mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Gua denger sih, mereka semua itu ga tahan kalo harus beresin kebunnya sendirian! Yah, maklumlah. Kebunnya aja gede gitu. Terus, 3 hari yang lalu gua dikasitau Ify kalo tukang kebunnya itu dipecat sama mamanya Ify, gara-gara motong bunga anggrek koleksi mamanya Ify, sengaja lagi!” Alvin
mengakhiri penjelasannya itu. Rio yang sedari tadi diam akhirnya bicara juga.

“Terus, cara gua pedekate gimana? Masa gua kasih dia bibit pohon kelapa? Kan dia galak?” tanya Rio ragu, masa iya sih gua harus pedekate ke Ify pake ngegombal? Pikir Rio lagi, lalu saat dia memikirkan kata“menggombal”, seketika di otaknya muncul wajah kakaknya, Kak Iel, yang sudah resmi dinobatkan sebagai cowok-teryahud-kalau-ngegombal. Buru-buru Rio menggelengkan kepalanya, berusaha membuang bayangan wajah kakaknya itu.

“Kalo menurut gua… dengan sikapnya Ify yang kayak gitu ke elo, dan kesukaan Ify yang kayak gitu, dan tukang kebunnya Ify yang dipecat… Lo pedekate ke Ify dengan cara… jadi tukang kebunnya Ify” saran Alvin pelan tapi pasti.

“HAAAAH?? Tukang kebooon??” seru Rio frustasi.
*****





Kira2 Rio...jadi TkNg kbon bwt pdKT sma Ify gk Yh..

Kita tunggu ajha part selanjutny



0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa mampir coment ! :)

.

 

Fika Stefani Auliya. Design By: SkinCorner